Selasa, 22 Desember 2015

Visum et Repertum

Siapa Yang Berhak dan Mempunyai Wewenang Membuatnya
Oleh : dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, SpF
Membaca harian Suara Merdeka tanggal 15 Februari 2009 yang bertajuk RS dan Puskesmas Hanya Diperbolehkan Visum Luar membuat saya sebagai dokter forensik sedikit tersenyum, tersenyum dalam artian bahwa profesi saya saat ini telah banyak diakui keberadaannya. Tajuk ini berhubungan dengan disampaikannya komentar dari Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Tegal yang menindaklanjuti kebingungan sebagian dokter baik di Puskesmas maupun RS mengenai keabsahan hasil Visum et Repertum yang dikeluarkan oleh dokter yang bukan dokter spesialis forensik. Mungkin selama ini istilah Visum et Repertum telah akrab di telinga kita, tetapi tahukah kita apa sebenarnya Visum et Repertum itu sendiri.
Didalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sebenarnya tidak pernah disebutkan istilah visum et repertum. Istilah ini hanya ditemukan dalam Staatsblad 350 tahun 1937 yang berbunyi “Visa reperta dari dokter-dokter, yang dibuat atas sumpah jabatan yang diikrarkan pada waktu menyelesaikan pelajaran kedokteran di negeri Belanda atau di Indonesia, atau atas sumpah khusus, sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, mempunyai daya bukti dalam perkara pidana, sejauh itu mengandung keterangan tentang yang dilihat oleh dokter pada benda yang diperiksa “. Sampai saat ini Stbl. Tahun 1937 No.350 tersebut masih belum dicabut meskipun KUHAP telah berlaku lebih dari dua puluh tahun. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah ini akrab dengan para dokter Indonesia , bahkan menurut Pasal 10 Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.M04.UM.01.06 tahun 1983 menyatakan bahwa hasil dari pemeriksaan Ilmu Kedokteran Kehakiman disebut dengan Visum et Repertum. Secara harafiah, visum berarti melihat dan repertum berarti melaporkan. Jadi inti dari visum et repertum itu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang dokter dalam rangka melihat dan melaporkan sebuah barang bukti yang diajukan pihak penyidik.
Sesuai dengan KUHAP, seorang penyidik dimungkinkan untuk meminta bantuan ahli dalam proses penyidikannya. Secara khusus, apabila tindak pidana tersebut menyangkut kejahatan terhadap kesehatan ataupun nyawa manusia, ahli yang diminta keterangannya mau tidak mau adalah seorang dokter. Keterangan yang nantinya akan dikeluarkan oleh dokter itulah yang disebut dengan visum et repertum. Dalam pembuatan visum et repertum, seorang dokter dimungkinkan dengan pemeriksaan luar saja maupun pemeriksaan luar dan dalam (otopsi). Untuk korban meninggal, sebaiknya dilaksanakan pemeriksaan otopsi karena dengan hanya pemeriksaan luar saja, seorang dokter tidak akan bisa menentukan penyebab kematian dari jenazah tersebut. Sedangkan untuk korban penganiayaan atau kekerasan seksual yang masih hidup, cukup dilakukan pemeriksaan luar saja.
Kembali pada permasalahan awal di Kota Tegal. Masalah ini berpokok pada sah atau tidaknya sebuah visum et repertum yang dikeluarkan oleh seorang dokter yang bukan merupakan dokter spesialis forensik. Dalam pasal 133 KUHAP disebutkan bahwa penyidik berwenang untuk mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya. Dalam pasal ini sebenarnya boleh saja seorang dokter yang bukan dokter spesialis forensik membuat dan mengeluarkan visum et repertum (Visum luar maupun otopsi). Tetapi, di dalam penjelasan pasal 133 KUHAP dikatakan bahwa keterangan ahli yang diberikan oleh dokter spesialis forensik merupakan keterangan ahli sedangkan yang dibuat oleh dokter selain spesialis forensik disebut keterangan. Hal ini diperjelas pada Pedoman Pelaksanaan KUHAP dalam Keputusan Menteri Kehakiman R.I. No.M.01.PW.07.03 Tahun 1982 yang antara lain menjelaskan bahwa keterangan yang dibuat oleh dokter bukan ahli merupakan alat bukti petunjuk. Dengan demikian, konsekuensi Yuridisnya, Semua hasil visum et repertum yang dikeluarkan oleh dokter spesialis forensik maupun dokter selain dokter spesialis forensik merupakan alat bukti yang syah menurut hukum acara pidana. Yang membedakannya adalah kedudukannya sebagai alat bukti masih lebih tinggi visum et repertum yang dikeluarkan oleh dokter spesialis forensik.
Didalam KUHAP, alat bukti yang syah tersebut pada pasal 184 yaitu berturut-turut adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Beban pembuktian dari masing-masing alat bukti tersebut berbeda sesuai dengan urutannya. Sebagai contoh keterangan saksi harus lebih dipercaya oleh hakim apabila dibandingkan dengan keterangan terdakwa. Demikian halnya dengan keterangan ahli yang diberikan oleh seorang spesialis forensik tentunya akan mempunyai beban pembuktian yang lebih besar apabila dibandingkan dengan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan spesialis forensik.
Meskipun demikian, kita harus sadar bahwa jumlah spesialis forensik di Indonesia sangatlah terbatas. Jumlah dokter spesialis forensik yang tercatat pada kolegium Ilmu Kedokteran forensik Indonesia adalah sebanyak …. Dokter spesialis forensik. Jumlah ini tentunya sangat tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia. Apalagi sampai saat ini dokter spesialis forensik tersebut masih terkumpul di kota-kota besar yang merupakan pusat pendidikan. Hal ini diperparah dengan semakin meningkatnya kasus kriminalitas dari waktu ke waktu.
Prinsip yang selalu dipegang teguh oleh seorang ahli forensik adalah waktu pemeriksaan. Semakin cepat seorang dokter memeriksa barang bukti yang dalam hal ini adalah jenazah atau korban hidup, maka akan semakin banyak informasi yang dapat digali dari pemeriksaan tersebut. Dengan bertambahnya waktu, maka akan banyak terjadi perubahan-perubahan yang akan mempersulit pemeriksaan. Sebagai contoh perlukaan akibat kekerasan dalam rumah tangga akan sangat berbeda apabila korban melapor segera setelah terjadinya penganiayaan dibandingkan dengan pelaporan yang terlambat. Hal ini terjadi karena perlukaan tersebut semakin lama akan mengalami proses penyembuhan, sehingga keterangan yang diberikan oleh seorang dokter akan kurang relefan lagi dengan keadaan sebenarnya. Untuk pemeriksaan jenazah, perubahan-perubahan tersebut akan dapat dihambat dengan cara memasukkan jenazah ke dalam lemari pendingin yang sekarang sudah umum dimiliki oleh rumah sakit-rumah sakit daerah.
Maka dari itu, kasus-kasus penganiayaan hidup yang membutuhkan visum luar sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan yang dilanjutkan dengan pembuatan visum et repertum. Apabila dokter spesialis forensik dapat sesegera mungkin memeriksa korban, alangkah baiknya apabila pembuatan visum et repertum tersebut oleh seorang dokter spesialis forensik. Akan tetapi, apabila dokter spesialis forensik tidak dapat diharapkan segera memeriksa korban, maka pembuatan visum et repertum tersebut dapat dikerjakan oleh dokter yang bukan dokter spesialis forensik. Meskipun nilai pembuktian di pengadilan lebih rendah dari visum et repertum yang dikeluarkan oleh seorang spesialis forensik, hal itu tetap akan lebih baik bagi korban karena luka-luka yang ada akan dapat segera teridentifikasi oleh dokter pemeriksa.
Langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Tegal menurut saya adalah sesuatu langkah maju yang baik. Memperjelas suatu polemik yang berkembang, sehingga membuat dokter dan penegak hukum menjadi tidak ragu-ragu dalam menjalankan fungsinya dan hasil akhir dari semuanya itu adalah perlindungan hukum yang lebih baik bagi masyarakat

Dokter Hewan

Pengertian Profesi kedokteran hewan


Pengertian ’dokter hewan’ adalah seorang yang memiliki kualifikasi dan otorisasi dalam melakukan praktek kedokteran hewan. Dahulu definisi klasik kedokteran hewan dikaitkan hanya dengan sains dan seni mengenai pencegahan, pengobatan atau pengurangan penyakit atau cedera pada hewan (terutama hewan domestik).

Saat ini definisi tersebut nampaknya tidak pas lagi mengingat profesi kedokteran hewan kontemporer tidak hanya terbatas pada pengobatan penyakit dan cedera. Pada kenyataannya, selama bertahun-tahun profesi kedokteran hewan telah memainkan peranan yang signifikan dalam menunjang kesehatan dan kesejahteraan hewan dan manusia, mutu pangan, keamanan pangan dan ketahanan pangan, ekologi, etologi, epidemiologi, fisiologi dan psikologi, pengembangan obat dan farmasetikal, penelitian biomedik, sebagai pendidik dan pelatih, dalam konservasi satwa liar, serta perlindungan lingkungan dan biodiversitas.

Jadi Dokter hewan ialah dokter khusus binatang dan praktikus kedokteran hewan. Dokter hewan disebut juga veteriner. Kata itu berasal dari bahasa Latin veterinae. Menurut istilah dokter hewan adalah dokter khusus menangani binatang sekaligus sebagai praktikus kedokteran hewan. Banyak sekali sebenarnya profesi dengan gelar dokter hewan selain dari praktek klinik. Mereka yang bekerja di lingkungan klinik sering praktek dokter dalam bidang spesifik, seperti kedokteran hewan kesayangan, kedokteran ternak, kuda (misalnya olahraga, balapan, pertunjukan, rodeo), kedokteran hewan laboratorium, atau kedokteran reptil atau mereka berspesialisasi dalam bidang kedokteran seperti pembedahan, dermatologi, atau kedokteran dalam (Anonim, 2008)
.
Dokter hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, memiliki sertifikat kompetensi dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan (UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan).

Sejumlah peristiwa di abad ke-21 ini mempertinggi kesadaran masyarakat akan zoonosis, peran hewan di masyarakat, dan bagaimana keunikan keahlian dokter hewan di bidang-bidang seperti kesehatan populasi dan kedokteran perbandingan (comparative medicine) bisa digunakan untuk membantu menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat.

Dalam jangkauan ilmu kedokteran hewan, kesehatan masyarakat secara tradisionil dipandang sebagai keahlian dokter hewan dalam melakukan penyidikan, pencegahan, dan pengendalian zoonosis, seperti rabies, psittacosis, atau brucellosis dan banyak lagi. Namun demikian, realitasnya dokter hewan juga memiliki keahlian untuk menangani berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dalam perspektif luas, meliputi penyakit baru muncul (emerging diseases), kesiagaan darurat bencana (disaster preparedness), kesehatan kerja (occupational health), bioterorisme, dan kesehatan lingkungan (environmental health).

Pada hakekatnya sumpah dokter hewan menekankan bahwa kepentingan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah fungsi primer dari praktek kedokteran hewan dalam semua aspek – apapun  jenis pekerjaan atau spesialitasnya. [8] Kedokteran hewan adalah aktivitas kesehatan manusia. Dalam semua aspek profesi yang dikerjakan oleh dokter hewan, selalu ada peluang, kesempatan dan tanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam setiap keputusan dan aksi yang diambilnya. Dokter hewan dalam pekerjaannya – wajib dan harus aktif, teliti dan rutin (sesuai standar perawatan dan praktek) mengambil langkah sesuai porsinya untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Tanggung jawab terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang diemban profesi kedokteran hewan, meliputi perlindungan ketahanan dan keamanan pangan; perlindungan melawan resistensi antibiotika; pencegahan dan pengendalian penyakit menular baru muncul yang sifatnya zoonosis; perlindungan kesehatan lingkungan dan ekosistem; berpartisipasi dalam kesiapsiagaan dan respon terhadap bio- dan agro-terorisme; menggunakan ketrampilannya dalam membantu menghadapi penyakit-penyakit menular yang non-zoonosis (seperti Malaria, HIV/AIDS), memperkuat infrastruktur kesehatan masyarakat; serta memajukan sains medik melalui penelitian/riset.

Dokter hewan menggunakan ketrampilannya memperbaiki kesehatan masyarakat global dengan bekerja di garis depan dalam menyediakan pelayanan praktek bagi ternak produksi, satwa liar maupun hewan kesayangan; bersama-sama dengan dokter hewan yang bekerja di pemerintah lokal/kabupaten, provinsi/negara bagian, dan nasional (di Kementerian Pertanian, Kesehatan, Lingkungan Hidup, Kehutanan/Sumberdaya Alam, Pertahanan, dan Kepolisian); dan bersama-sama dokter hewan yang bekerja di organisasi PBB seperti FAO, OIE dan WHO.

Disamping itu dokter hewan membuat kontribusi penting bagi kesehatan masyarakat global melalui posisinya sebagai akademia, meliputi fakultas kedokteran hewan, fakultas kedokteran, dan fakultas kesehatan masyarakat; bersama-sama dengan dokter hewan yang bekerja di industri dan korporasi termasuk farmasetikal – baik di divisi pertanian maupun kesehatan; dokter hewan yang bekerja di organisasi non-pemerintah/LSM dan yayasan baik yang menangani kesehatan hewan dan manusia, pertanian maupun satwa liar; dan dokter hewan yang bekerja di organisasi pembangunan, bank nasional dan multilateral.

Sudah barang tentu suatu negara memerlukan jumlah dokter hewan yang memadai untuk menjalankan semua yang disampaikan diatas. Diperlukan lebih banyak dokter hewan untuk menangani bidang-bidang terkait dengan kesehatan masyarakat global di semua negara. Sebagai salah satu disiplin profesional, jumlah dokter hewan pada umumnya lebih kecil dari disiplin lainnya (seperti jumlah dokter). Di Indonesia, jumlah dokter hewan juga tidak sebanding dengan jumlah sarjana pertanian atau sarjana peternakan.

Meskipun statistik dokter hewan mungkin saja tidak selalu tersedia secara mutakhir terutama di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia), akan tetapi contohnya seperti di Amerika Serikat, jumlah dokter mencapai sekitar 750 ribu, sedangkan jumlah dokter hewan hanya 162 ribu atau kurang lebih hanya seperempat dari jumlah dokter. [3, 18] Di Indonesia, jumlah dokter sekitar 72 ribu (dokter umum maupun spesialis) [19], sedangkan jumlah dokter hewan sekitar 10 ribuan atau kurang lebih hanya 14% dari jumlah dokter.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Professor Dr Drh Bambang Sumiarto SU, MSc pernah mengeluarkan pernyataan kepada media pers pada 2009 lalu, bahwa Indonesia masih membutuhkan 9 ribu tenaga dokter hewan dari 20 ribu yang dibutuhkan hingga tahun 2020.

Bedah Syaraf

Sekilas Mengenai Bedah Saraf

Prof. DR. Dr. Satyanegara, SpBS
Jakarta, (Buser Kriminal)
Bedah saraf merupakan salah satu bidang ilmu kedokteran yang masih muda. Bidang ini berbeda dengan ilmu kedokteran lain yang menangani saraf dan kejiwaan. Bedah saraf menangani penyakit yang terkait dengan susunan saraf pusat yaitu otak besar, otak kecil, batang otak, sumsum tulang belakang dan saraf tepi, melalui tindakan operasi.
Sedangkan saraf erat kaitannya dengan otak dimana keduanya merupakan alat untuk menggerakkan tubuh, merasakan nyeri, pahit,  panas, dingin,  asin, manis. Selain itu juga sebagai pusat pancaindra dan daya pikir. Sementara jiwa adalah perasaan yang timbul karena adanya pengaruh lingkungan, watak dan kepribadian orang yang bersangkutan.
Semua itu dapat kita ketahui dengan jelas dalam buku yang berjudul “Cerita Lucu dari Profesor Bedah Saraf” karya Prof. DR. Dr. Satyanegara, SpBS. Buku setebal 260 halaman tersebut diterbitkan bulan Desember tahun 2011, berisikan pengetahuan tentang kesehatan terutama yang terkait dengan otak. Buku ini bisa didapat di toko buku Gramedia, baik di Bedah saraf hingga kini masih kurang dikenal masyarakat Indonesia, sehingga banyak di antaranya yang tidak mengetahui penyakit apa saja yang ditangani oleh bidang tersebut. Selama ini masyarakat lebih mengenal saraf dari pada bedah saraf. Namun pengertian terhadap arti saraf itu sendiri tampak rancu, sehingga banyak yang menganggap bahwa saraf identik dengan  kejiwaan.
Hal itu terlihat jelas dalam pergaulan sehari-hari dimana kita sering mendengar orang melontarkan kata-kata  “saraf lu” atau “dia lagi saraf kali”, dan sebagainya. Biasanya kata-kata itu terlontar dari mulut seseorang yang sedang kesal, atau marah terhadap orang lain yang melakukan perbuatan yang dinilainya aneh atau tidak waras, sehingga orang tersebut dianggapnya sebagai orang sakit saraf atau sakit jiwa.
Dikalangan dokter sendiri perbedaan tersebut belum sepenuhnya dikuasai, sehingga seringkali keliru menafsirkan arti kata bedah saraf atau pun saraf. Akibatnya tidak jarang terjadi dokter bingung kemana harus merujuk pasiennya, apakah ke bagian saraf, bedah saraf  atau ke bagian jiwa .
Dalam buku ini penulis yang memang seorang pakar bedah saraf lebih memperjelas perbedaan itu dengan memberikan contoh pada berbagai kasus penyakit  yang pernah ditanganinya, baik itu yang terkait dengan bidang bedah saraf, saraf ataupun kejiwaan.
Adapun penyakit yang terkait dengan bedah saraf antara lain ialah cedera kepala dan gegar otak, tumor otak, stroke, hidrosefalus, peradangan otak, vertigo, pembekuan darah di otak, nyeri pinggang (lumbago), ayan, dan lain sebagainya. Sedangkan yang terpaut dengan bidang kejiwaan, antara lain ialah violent behaviour (watak yang ganas), superaktif, keterbelakangan mental.
Satyanegara sebagai seorang dokter ahli bedah saraf Indonesia bertaraf internasional, memiliki segudang pengalaman dibidangnya. Banyak kisah menarik, unik bahkan menggelikan dialami, terutama saat menangani berbagai kasus penyakit yang terkait dengan otak, kepala dan saraf.
Semua ilmu, pengetahuan dan pengalaman dibidangnya itu dituangkan dalam buku “Cerita Lucu” ini. Penulisannya diawali dengan hal ikhwal bedah saraf, sejarah, serta perkembangannya, dilengkapi dengan ruang lingkup penyakit yang terkait dengan bidang yang masih muda itu.
Buku tersebut diterbitkan sebagai wujud kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat. Harapan penulis buku ini nantinya dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan terutama  tentang penyakit yang terpaut dengan bidang bedah saraf.
Melalui buku ini mereka dapat mengetahui secara gamblang mengenai stroke, hidrosefalus,  ayan, tentang hubungan otak dengan sakit jiwa, kenapa orang dapat pikun, apakah operasi otak itu aman atau tidak, dan sebagainya.
Dokter yang ramah dan murah senyum ini sangat peduli pula terhadap perkembangan bedah saraf di Indonesia. Berbagai upaya selalu dilakukan untuk mengembangkan ilmu tersebut di negeri kita. Salah satu diantaranya  ialah dengan menerbitkan buku ilmiah bedah saraf yang hingga kini sudah mencapai empat episode. Tujuannya ialah untuk membantu mahasiswa atau dokter agar dapat lebih mudah dan lancar dalam mempelajari bedah saraf.
Episode pertama diterbitkan tahun 1976, kedua tahun 1987, ketiga tahun 1998 dan yang keempat tahun 2010.  Setiap episode isinya  mengalami perubahan dan perbaikan dari episode yang sebelumnya, sesuai dengan kemajuan atau perkembangan  ilmu bedah saraf saat itu di luar negeri.
Tahun 2008, dia menerbitkan buku biografi berjudul Ayat-Ayat Filosofi Satyanegara yang mengisahkan masa kecilnya sampai mendapat gelar S1-S3 di Tokyo Jepang. Sedangkan buku Cerita Lucu ini adalah karyanya yang ke-8,  namun kali ini disajikan khusus bagi masyarakat awam. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa ringan serta sederhana, agar mudah dicerna dan dipahami pembaca.
Penulis juga mengharapkan dengan adanya buku ini kesalah­pahaman tentang perbedaan arti saraf, bedah saraf, dan jiwa, dapat dihindarkan, sehingga nantinya dapat mencapai sasaran secara tepat. *SUBARDJO

Dokter Bedah Plastik

Profesi dokter bedah plastik: Tenaganya minim

Prospek profesi dokter spesialisasi bedah plastik di Indonesia sangat cerah. Tingginya kebutuhan bedah plastik belum diiringi oleh jumlah dokter yang memadai. Wajar, jika tarif dokter spesialisasi bidang ini masih terbilang mahal. Anda tertarik?

Jarum jam baru menunjukkan pukul sembilan pagi. Tapi, Asrofi Surachman sudah bersiap menjalani tugas rutinnya sebagai dokter spesialis bedah plastik: mengoperasi bibir sumbing seorang pasien berusia 1,5 tahun. “Sebentar ya, Mas, saya harus masuk ruang operasi. Pasien sudah disuntik bius,” ujar dokter berusia 50 tahun ini kepada KONTAN saat ditemui di Gedung Departemen Bedah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (31/10) lalu.

Hanya untuk melakukan operasi bibir sumbing, Asrofi butuh waktu sekitar satu jam. Maklumlah, sebuah bedah plastik punya teknik dan prosedur yang terukur. Jika salah tindakan, bukan hasil sempurna yang diraih, melainkan sebaliknya. Di sinilah tugas dokter bedah plastik diuji. “Bedah plastik bukan hanya menyambung bagian yang terpisah, tapi harus ada unsur simetris dan estetikanya,” kata Asrofi. Â

Lalu, apa sesungguhnya profesi dokter bedah plastik ini? Menurut Asrofi, bedah plastik adalah ilmu kedokteran yang bertujuan merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui media operasi.

Istilah bedah plastik berasal dari bahasa Yunani, yaitu“plastikos” yang berarti “membentuk” atau memberi bentuk. Ilmu bedah plastik merupakan cabang dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang normal serta menyempurnakan bentuk dengan proporsi lebih baik.

Di Indonesia, bedah plastik dirintis oleh Profesor Moenadjat Wiratmadja. Setelah lulus spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) pada 1958, dia melanjutkan pendidikan bedah plastik di Washington University dan Barnes Hospital di Amerika Serikat hingga tahun 1959.

Sepulang dari AS, Moenadjat mengkhususkan diri memberikan pelayanan umum dan pendidikan bedah plastik pada mahasiswa dan asisten bedah di Fakultas Kedokteran UI dan RS Cipto Mangunkusumo. Moenadjat wafat pada tahun 1980.

Seiring perkembangannya, di tahun tersebut, 11 orang dokter bedah plastik yang ada di Indonesia mendirikan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (Perapi). Perhimpunan ini merupakan wadah para dokter spesialis bedah plastik. Setelah terbentuknya Perapi, pada 1982 perhimpunan ini secara resmi mendaftarkan kegiatan bedah plastik ke notaris sebagai sebuah profesi kedokteran. “Dari situlah, profesi bedah plastik terus berkembang,” kata Asrofi yang menjabat sebagai Ketua Umum Perapi.

Saat ini ruang lingkup bedah plastik terdiri dari dua bidang: bedah plastik rekonstruksi dan bedah plastik estetika. Bedah plastik rekonstruksi bertujuan memperbaiki struktur abnormal tubuh karena cacat bawaan atau cacat yang didapat.

Menurut Irena Sakura Rini, dokter ahli bedah plastik dari Rumah Sakit Dharmais, bedah plastik rekonstruksi bisa diterapkan untuk pasien pasca-pengangkatan tumor, cacat lahir, trauma kecelakaan, luka bakar, hemangioma (tumor pembuluh darah yang menonjol keluar). Jenis bedah ini bisa dilakukan di semua bagian tubuh pasien. Mulai dari wajah hingga tubuh. Â

Untuk bedah plastik wajah, umumnya kulit pengganti pengangkatan kulit mati akibat tumor diambil dari kulit leher yang punya karakteristik hampir sama dengan kulit wajah. Atau bisa ditarik dari kulit dahi atau kulit pipi jika mungkin.

Jika kerusakan terjadi cukup parah, bisa dibentuk organ baru seperti hidung atau telinga baru dari jaringan kulit yang lain. Misalnya, dari dahi dengan

cara mengembangkan jaringan kulit tersebut. “Kulit manusia itu bisa mengembang hingga dua kali lipat. Hanya dalam tiga pekan, kulit manusia bisa tumbuh lagi,” ujar Irena.

Sementara itu, untuk kanker payudara yang banyak terjadi pada wanita dan membuat mereka harus kehilangan payudaranya, bedah plastik menjadi salah satu solusi mengembalikan kepercayaan dirinya.

Bedah plastik payudara bisa dilakukan dengan pemindahan otot punggung atau otot perut, atau juga pemasangan implan dengan menggunakan implan buatan yang terbuat dari silikon gel kohesif atau silikon padat. Jangan Anda pernah mencoba menggunakan silikon cair. Sebab, silikon jenis ini bisa menimbulkan infeksi terus-menerus, pengerasan organ dan merusak jaringan tubuh yang sehat menjadi rusak.

Sementara bedah plastik jenis estetika (kosmetik) bertujuan memperbaiki atau membentuk kembali struktur normal dari tubuh agar berpenampilan lebih baik. Penerapan bedah plastik estetika dilakukan sesuai kebutuhan dan permintaan pasien. Misal, memancungkan hidung pesek dan pengencangan kulit wajah (face lift) lewat bedah plastik.



Harus bisa bilang tidak

Menurut Irena, seorang dokter bedah plastik tidak melulu harus mengamini permintaan pasiennya. Seorang dokter harus bisa mengatakan “tidak” pada permintaan pasien. Sebab, sang dokter yang menentukan masuk akal atau tidaknya bedah plastik dilakukan terhadap pasien. “Misalnya, secara fisik si pasien sehat dan organ tubuhnya bisa dioperasi plastik. Tapi, kalau permintaan itu hanya sekadar ikut tren, dokter harus bilang tidak,” kata Irena.

Dia menambahkan, dalam menjalankan tugasnya, seorang dokter bedah plastik juga harus memperhatikan rambu-rambu yang berlaku. Misalnya, pasien harus melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan terlebih dulu sebelum menjalankan bedah. Hal ini, terutama bagi pasien yang punya riwayat penyakit kronis, diabetes, jantung, fungsi ginjal, anemia, dan hipertensi

Selain itu, harus diperhatikan juga umur pasien. Meski umumnya bedah plastik bisa dilakukan kepada pasien segala umur, memperhatikan kematangan usia pasien juga sangat penting. Ambil contoh untuk bedah plastik rekonstruksi.

Menurut Irena, batas usia pasien yang bisa menerima proses bedah plastik rekonstruksi adalah 3 bulan hingga 50 tahun. Untuk pasien di atas 50 tahun, dokter bedah plastik harus menerima clearance rekam medik dari dokter ahli penyakit dalam, semisal dokter jantung. “Meski operasi kecil, ada batasan kemampuan tubuh manusia menerima proses bedah,” katanya. Â

Sementara itu, pada jenis bedah estetika, sebaiknya pasien yang dibedah telah berusia 21 tahun. Pasien yang berusia di bawah itu, menurut Irena, masa pertumbuhan tubuhnya masih berjalan. Artinya, jika pasien berusia di bawah 21 tahun dibedah bisa mengganggu pertumbuhan tulang-tulang tubuh.

Apalagi, ya, itu tadi, proses pembedahan bisa memakan waktu tidak sebentar. Bahkan, untuk bedah plastik dengan tingkat kerumitan tinggi, prosesnya bisa berlangsung puluhan hingga belasan jam.

Usai melakukan pembedahan, umumnya pasien juga akan mengalami pembengkakan selama beberapa pekan dan butuh waktu selama 3-4 bulan untuk pemulihan atau recovery. Setelah menjalani bedah, biasanya pasien harus mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, antibiotik profilas, obat anti-inflamasi dan tidak banyak bergerak supaya proses recovery bisa berjalan lebih cepat.


Prospeknya cerah

Hanya saja masalahnya, kata Irena, banyak pasien yang ingin mendapatkan penanganan secara instan. Artinya, ketika sang dokter sudah mengatakan “tidak”, sang pasien justru lari dan meminta penanganan dari dokter lain atau tenaga medis lain yang kurang profesional di bidang bedah plastik. Akhirnya, hasilnya tidak keruan. “Ini bisa jadi bom waktu. Bila ada masalah pasca-operasi, dokter yang mengaku spesialis bedah plastik itu tidak bertanggung jawab,” kata Irena yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Perapi.

Irena mengakui, kondisi itu tercipta akibat minimnya jumlah dokter spesialis bedah plastik di Indonesia. Saat ini jumlah dokter spesialis bedah plastik yang menjadi anggota Perapi hanya 108 orang. Dari jumlah itu, sekitar 50% ada di Jakarta.  Jumlah  itu jelas tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan jasa bedah plastik masyarakat  Indonesia yang 250 juta jiwa.

Tak heran, minimnya ketersediaan dokter spesialis bedah plastik itu menyebabkan banyak penderita, yang seharusnya ditangani seorang dokter spesialis bedah plastik, tapi ditangani oleh profesi kedokteran lainnya. Terutama untuk menjalankan bedah plastik estetika.

Mahalnya biaya bedah plastik juga menjadi pemicu maraknya klinik bedah plastik ‘kacangan’ di sejumlah tempat. Contohnya, untuk biaya konsultasi dokter bedah estetika saja, pasien harus merogoh kocek Rp 150.000-Rp 200.000 per kunjungan.

Lalu berapa tarif jasa dokter untuk bedah plastik? Sayang, Asrofi dan Irena enggan menjelaskannya. Tapi, Irena memberi gambaran, biaya bedah plastik tergantung dari tingkat kesulitan operasinya. Untuk biaya bedah bibir sumbing, misalnya, biayanya hanya berkisar Rp 3,5 juta–Rp 8 juta. Adapun bedah plastik untuk memperbaiki wajah, biayanya bisa Rp 50 juta.

Irena bilang, mahalnya biaya bedah plastik bukan tanpa alasan. Bedah plastik adalah kegiatan yang time consuming alias butuh waktu yang panjang. Selain itu, banyak material bedah plastik yang masih diimpor dari luar negeri, seperti Brasil, Eropa, dan AS. “Semakin halus benang jahit untuk bedah plastik, harganya semakin mahal. Pokoknya material yang menggunakan teknologi tinggi harganya tidak murah,” papar dia.

Asrofi menimpali, sejatinya biaya bedah plastik tidak bisa dinilai mahal atau murah. Soalnya, tidak sedikit pasien yang membayar biaya bedah plastik melalui Jamkesmas, Jamkesda, atau asuransi. “Dokter bedah plastik itu kan spesialisasinya. Profesinya tetap dokter yang fungsinya membantu masyarakat. Nah, kami mendapatkan imbalan berdasarkan kepatutan. Maksudnya, patut tidak kita dibayar semahal itu?” katanya.

Asrofi sendiri menekuni profesi dokter spesialis bedah plastik sejak tahun 2001. Ia berkisah, awalnya, ia kecemplung di profesi ini karena disarankan oleh seniornya di TNI. Ketika itu, Brigadir Jenderal Aloysius Suharto yang menjabat Kepala Sub Direktorat Pembinaan Kecabangan di RSPAD mengusulkan Asrofi menggantikan salah satu dokter bedah plastik yang memasuki masa pensiun. Usulan itu diterima oleh Asrofi.

Maka, sejak tahun 2001, Asrofi mulai menekuni profesi dokter bedah plastik. “Penempatan itu tidak lama setelah saya lulus pendidikan dokter bedah plastik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,” kata anggota TNI lulusan Militer Sukarela (Milsuk) angkatan 1987 yang kini berpangkat kolonel itu. Â

Bagi Asrofi, menekuni profesi bedah plastik bukan perkara mudah. Dia harus bisa memastikan operasi yang ditanganinya berjalan baik dan hasilnya memuaskan pasien. “Tidak peduli sesulit apa pun, saya akan tetap berusaha memberi yang terbaik buat pasien,” imbuh dia.

Cerita berbeda dialami Irena, yang menekuni profesi ini sejak tahun 2004. Wanita kelahiran Jepang, 48 tahun silam, ini menekuni profesi bedah plastik karena melihat prospeknya yang cerah. “Bayangkan saja, saat ini dokter spesialisasi bedah plastik jalur pendidikan khusus hanya 108 orang. Padahal, kebutuhan dokter bedah ini sangat besar,” kata ibu dua orang anak ini.

Selama menekuni profesi ini, Irena memiliki kesan tersendiri. Irena mengaku menemukan kebahagiaan ketika dirinya bisa melihat pasiennya tersenyum dan meningkat rasa percaya dirinya setelah menjalani operasi plastik yang dibutuhkan. “Profesi ini sangat amazing. Apalagi, ketika saya melihat pasien yang saya tangani seperti bergairah kembali dalam menjalani kehidupannya,” tuturnya.

Menurut Irena, bagi seorang dokter bedah plastik, hal paling mendasar adalah kemunculan kembali rasa percaya diri para pasien yang sempat hancur atau terpuruk akibat kelainan wajah yang dialami mereka, baik karena suatu penyakit, cacat bawaan, maupun kecelakaan.

Pada umumnya, pasien bedah plastik memang orang-orang yang awalnya percaya diri. Tapi, karena kekurangan sesuatu pada tubuhnya akibat kecelakaan atau cacat, kondisi itu membuatnya terpukul. Apalagi jika mereka masih usia produktif.   Â

Dokter Spesialis Mata

Apa itu Oftalmologi: Gambaran Umum

Apa itu Oftalmologi: Gambaran Umum - DocDoc

Pengertian dan Gambaran Umum

Ilmu pengobatan mata atau oftalmologi adalah sebuah cabang ilmu kedokteran mata yang bersinggungan dengan anatomi, fisiologi, perawatan, dan bedah dari jalur penglihatan (visual) mata, termasuk area di sekitarnya dan aspek-aspek penglihatan (visual) dari otak. Walaupun oftalmologi merupakan disiplin ilmu yang begitu terperinci di ilmu kedokteran, masih terdapat beberapa sub-spesialisasi yang bisa dikuasai oleh para dokter spesialis mata. Beberapa sub-spesialisasi yang paling umum di antaranya adalah:
  • Oftalmologi anak – yang berurusan dengan gangguan-gangguan mata pada bayi dan anak-anak, termasuk strabismus atau mata juling.
  • Oftalmologi saraf – bersinggungan dengan gangguan-gangguan penglihatan yang disebabkan masalah-masalah pada susunan saraf, khususnya otak.
  • Ilmu penyakit mata – melibatkan diagnosa kondisi tumor mata (dikenal juga dengan istilah ilmu patologi bedah atau ilmu bedah mata)
  • Onkologi mata, sebuah sub-spesialisasi yang memusatkan perhatian kepada tumor dan kanker pada mata atau bagian-bagiannya.

Apa itu Ahli Oftalmologi atau Dokter Spesialis Mata?

Seorang ahli oftalmologi merupakan dokter kesehatan yang mengkhususkan diri pada perawatan mata secara total, termasuk diagnosa, tata kelola, dan pengobatan untuk kondisi dan kerusakan mata. Ahli oftalmologi terlatih untuk menyediakan beragam perawatan mata, mulai dari membuat resep kacamata atau lensa kontak sampai melakukan bedah mata kapan pun diperlukan. Selain pengobatan pasien, ahli oftalmologi juga dapat terlibat dalam penelitian ilmiah untuk menentukan penyebab-penyebab dan pengobatan-pengobatan untuk gangguan-gangguan penglihatan atau penyakit-penyakit mata.
Beberapa kondisi umum yang bisa diobati ahli oftalmologi antara lain adalah:
  • Penurunan ketajaman penglihatan atau disebut juga amblyopia atau “mata malas”
  • Rabun silau atau astimagtisme, sebuah kondisi umum yang menyebabkan penglihatan yang kabur
  • Katarak, sebuah kondisi yang ditandai dengan perkabutan pada lensa-lensa mata (yang dapat berujung pada melemahnya penglihatan)
  • Kanker pada mata atau bagian-bagiannya9
  • Konjungtivitis (Mata Merah), infeksi umum pada mata
  • Distrofi kornea, sebuah gangguan mata bersifat langka, menurun, dan memburuk (progresif) yang mempengaruhi kornea di kedua mata
  • Retinopati diabetes, kerusakan pada pembuluh-pembuluh optik dari retina sebagai akibat dari komplikasi diabates
  • Mata kering yang disebabkan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan air mata
  • Kanker mata yang termasuk di antaranya melanoma intraokular, limfoma (kanker darah), dan retinoblastoma (tumor ganas primer yang menyerang retina)
  • Glakukoma, di mana tekanan cairan di dalam mata menjadi sangat tinggi, sehingga merusak saraf optik
  • Hiperopia atau rabun dekat
  • Pemerosotan makula, degradasi atau penurunan fungsi dari makula
  • Miopi atau rabun dekat
  • Presbiopia atau mata tua, sebuah kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk fokus oleh karena penuaan
  • Ablasio retina yang dapat berujung pada kehilangan penglihatan
  • Strabismus (Mata Juling), gangguan pergerakan mata
  • Uveitis, kelompok penyakit mata yang merusak jaringan mata, termasuk retina, lensa mata, dan saraf optik

Pelatihan Oftalmologi

Ahli oftalmologi ialah dokter kesehatan yang memperoleh pelatihan lebih lanjut di bidang perawatan dan pengobatan mata setelah menjalani kuliah kedokteran. Sebagai seorang dokter kesehatan, ahli oftalmologi memiliki izin praktek, tetapi secara lebih terperinci untuk mendiagnosa dan mengobati semua jenis penyakit mata. Mereka memperoleh sedikitnya tiga tahun pelatihan sebagai residen di dalam mendiagnosa dan mengobati gangguan-gangguan mata. Beberapa dokter mata juga terlibat di dalam kajian-kajian penelitian ilmiah yang mengevaluasi dan mencari pengobatan untuk masalah pada mata dan penglihatan.
Ahli oftalmologi berbeda dari ahli optometris dan ahli optik. Ahli optometris memiliki izin untuk mempraktekkan optometri (bukan kedokteran), sebuah praktek yang melibatkan pemeriksaan mata hanya untuk tujuan-tujuan pendiagnosaan kelainan penglihatan, membuat resep obat-obatan untuk sejumlah penyakit mata, dan membuat resep lensa kontak. Adapun ahli optik memiliki keterampilan teknis untuk memverifikasi dan mencocokkan lensa kacamata dan bingkai kacamata. Pengetahuan dan keahlian mereka di bidang perawatan mata terbatas jika dibandingkan dengan ahli oftalmologi.

Kapan Anda harus membuat janji temu dengan Ahli Oftalmologi?

Kapan pun Anda memiliki masalah yang berkenaan dengan kesehatan mata, ahli oftalmologi merupakan profesional di bidang pengobatan mata yang dapat menawarkan perawatan secara menyeluruh. Sebuah kunjungan ke ahli oftalmologi diperlukan apabila Anda memiliki faktor risiko penyakit mata atau mengalami salah satu dari gejala di bawah ini:
  • Melemahnya penglihatan (bahkan untuk sementara sekalipun)
  • Penglihatan terganggu
  • Pengembunan penglihatan, yang ditandai dengan bintik-bintik atau rentetan-rentetan atau kilatan-kilatan cahaya
  • Adanya selubung pada penglihatan yang menghalangi penglihatan normal
  • Trauma mata
  • Kerusakan mata atau rasa sakit pada mata
  • Mata merah
  • Pembengkakan mata
  • Mata juling
  • Penglihatan ganda
  • Menghilangnya penglihatan sekeliling
  • Diabetes melitus (tipe I atau II)
  • Gangguan-gangguan mata yang berkenaan dengan penyakit tiroid (Penyakit Graves)
  • Air mata berlebih pada bagian luar sampai menutupi mata
  • Kelainan-kelainan pada pelupuk mata
Orang-orang dewasa berumur 40 tahun ke atas disarankan untuk menemui ahli oftalmologi untuk pemeriksaan penyakit mata secara rutin, bahkan apabila tidak ada gejala-gejala yang terjadi.

Hal-hal yang bisa terjadi selama kunjungan ke ahli oftalmologi

Menemui seorang ahli oftalmologi berarti kedua mata Anda bakal diperiksa secara menyeluruh untuk mengecek gangguan mata dalam bentuk apa pun. Selama kunjungan Anda, Anda akan memperoleh pertanyaan mengenai gejala-gejala saat ini dan sejarah kesehatan. Ahli oftalmologi Anda kemudian akan memeriksa kedua mata dari faktor-faktor berikut ini:
  • Ketajaman penglihatan
  • Pembiasan atau refraksi – apakah Anda akan memerlukan kacamata atau lensa kontak
  • Kesehatan dan fungsi pelupuk mata
  • Koordinasi otot mata
  • Respons biji mata terhadap cahaya
  • Penglihatan sekeliling
  • Tekanan intraokular
  • Bagian muka, bagian dalam, dan bagian belakang dari mata
Bergantung pada gejala-gejala Anda dan hasil-hasil pemeriksaan, ahli oftalmologi akan memutuskan pengobatan apa yang paling tepat untuk memperbaiki fungsi mata atau mencegah gejala-gejala yang ada supaya tidak menjadi lebih buruk. Beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki kondisi mata termasuk resep kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan dan obat-obatan seperti pil atau obat tetes mata. Gangguan mata lebih lanjut akan membutuhkan terapi bedah dengan menggunakan sinar laser (“lasik”) atau tindakan-tindakan bedah lainnya. Dalam beberapa kasus, Anda dapat dirujuk ke seorang sub-spesialis untuk pengawasan dan pengobatan yang lebih baik bagi kondisi mata Anda.

Referensi:
  • American Academy of Ophthalmology The Eye MD Association. “About Ophthalmology and Eye MDs” Available: http://www.aao.org/about/eyemds.cfm
  • The Foundation of the American Academy of Ophthalmology. “What is an Ophthalmologist” Available: http://www.eyecareamerica.org/eyecare/tmp/What-is-an-Ophthalmologist.cfm

Penyakit Kelamin

Penyakit Kelamin

 

Penyakit kelamin adalah infeksi yang menyebar terutama melalui kontak seksual dari satu orang ke orang lainnya. Ada lebih dari 30 mikroorganisme penyebab penyakit kelamin yang terdiri dari bakteri virus dan parasit. Penyakit kelamin yang paling umum terjadi adalah gonore (kencing nanah), infeksi klamidia, sifilis (sipilis atau raja singa), trikomoniasis, chancroid, herpes genital (herpes kelamin), kutil kelamin (kondiloma akuminata), human immunodeficiency virus (HIV-AIDS) dan infeksi hepatitis B. Beberapa jenis mikroba ini, khususnya HIV dan sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan dan proses persalinan. Penyakit kelamin juga dapat menular melalui transfusi darah dan transfer jaringan.
penyakit kelamin

Fakta-fakta penting tentang Penyakit Kelamin

  • Lebih dari 1 juta orang terinfeksi penyakit menular seksual setiap harinya.
  • Setiap tahun, sekitar 500 juta orang menderita klamidia, gonore, sifilis dan trikomoniasis.
  • Lebih dari 530 juta orang terinfeksi virus yang menyebabkan herpes kelamin (HSV-2).
  • Lebih dari 290 juta wanita terinfeksi human papillomavirus (HPV).
  • Mayoritas penyakit kelamin tidak menimbulkan gejala.
  • Beberapa jenis penyakit kelamin dapat meningkatkan risiko penularan HIV 3x lipat atau lebih.

 Pengertian penyakit kelamin dan Cara Penularannya

Pengertian penyakit kelamin adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang umumnya menyebar melalui kontak seksual baik melalui alat kelamin, anus maupun oral seks. Beberapa jenis penyakit kelamin dapat menyebar melalui kontak seksual serta kontak langsung dari kulit ke kulit. Organisme penyebab penyakit kelamin juga dapat menyebar melalui cara non-seksual seperti transfusi darah dan transfer / transplantasi jaringan. Macam penyakit kelamin seperti klamidia, gonore, hepatitis B, HIV, HPV, HSV-2 dan sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan proses melahirkan.
Seseorang dapat memiliki penyakit kelamin tanpa gejala yang jelas terlihat. Oleh karena itulah istilah “penyakit kelamin” dalam dunia medis lebih dikenal dengan sebutan “penyakit menular seksual” (PMS). Gejala gejala PMS yang umum terjadi adalah keputihan, keluarnya cairan dari penis pada pria, ulkus genital, dan nyeri perut.
Dari 30 patogen, ada 8 mikroorganisme yang menjadi penyebab penyakit kelamin utama saat ini. 4 jenis penyakit kelamin yang bisa disembuhkan adalah  sipilis, gonore, klamidia dan trikomoniasis. 4 macam penyakit kelamin lainnya adalah infeksi virus hepatitis B, herpes, HIV, dan HPV yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dikurangi gejalanya atau ditekan melalui pengobatan.
Penyakit kelamin dapat mengakibatkan konsekuensi serius di luar dampak langsung dari infeksi itu sendiri seperti meningkatkan risiko penularan HIV.    Penularan penyakit kelamin dari ibu-ke-bayi  dapat menyebabkan bayi mati saat lahir, kematian neonatal, lahir prematur dengan berat badan, sepsis, pneumonia, konjungtivitis neonatal, dan cacat bawaan. Menurut WHO, sifilis pada kehamilan menyebabkan sekitar 305 ribu kematian janin dan bayi setiap tahunnya.
Infeksi HPV telah menyebabkan 530.000 kasus kanker serviks dan sekitar 275 ribu meninggal akibat kanker serviks setiap tahunnya. Penyakit kelamin seperti gonore dan klamidia adalah penyebab utama penyakit radang panggul dan infertilitas.

Pencegahan penyakit kelamin

Pencegahan penyakit kelamin dapat dilakukan dengan:
  1. pendidikan seks, penyakit kelamin serta konseling yang komprehensif,
  2. Penyuluhan cara pengurangan risiko yang lebih aman dengan mentargetkan pada populasi kunci yang rentan terhadap penyakit kelamian seperti remaja, pekerja seks, homoseksual dan pengguna narkoba.
Selain cara diatas, pemberian informasi yang lengkap akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengenali gejala-gejala penyakit kelamin dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk segera mencari perawatan bila terinfeksi. Sayangnya kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya pelatihan tenaga kesehatan, dan pandangan buruk masyarakat terhadap penyakit kelamin, serta pendidikan seks yang masih dianggap tabu menjadi hambatan terbesar saat ini.

Diagnosis penyakit kelamin

Tes diagnosis penyakit kelamin yang akurat umumnya sudah banyak digunakan di negara-negara maju. Tes-tes tersebut sangat berguna untuk mendeteksi infeksi tanpa gejala. Namun, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tes ini sebagian besar belum tersedia. Tes yang ada umumnya mahal dan sulit diakses secara geografis sehingga dan pasien sering harus menunggu waktu yang lama untuk menerima hasilnya. Akibatnya penanganan tindak lanjut dapat terhambat dan perawatan serta pengobatan dapat tidak lengkap.
Satu-satunya tes darah yang murah dan cepat yang tersedia saat ini adalah penyakit kelamin sifilis. Tes sifilis dapat memberikan hasil yang akurat dalam 15 sampai 20 menit, dengan kelebihan mudah digunakan dengan pelatihan yang minimal. Beberapa tes cepat untuk penyakit kelamin lainnya sedang dalam proses pengembangan namun masih terhambat pada sumber daya yang terbatas.

Pengobatan penyakit kelamin

Pengobatan yang efektif saat ini hayna tersedia untuk beberapa penyakit kelamin. 3 macam penyakit kelamin karena bakteri yaitu klamidia, gonore dan sifilis serta 1 parasit (trikomoniasis) umumnya dapat disembuhkan dengan dosis tunggal antibiotik yang efektif.
Untuk herpes dan HIV, obat antivirus yang paling efektif hanya mampu menekan virus dan menghilangkan gejala namun tidak bisa menyembuhkan penyakit.    Untuk hepatitis B, modulator sistem kekebalan tubuh (interferon) dan obat-obatan antivirus dapat membantu untuk melawan virus dan memperlambat kerusakan pada hati.
Resistansi atau kekebalan bakteri penyakit kelamin khususnya gonore terhadap antibiotik telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir sehingga mengurangi pilihan pengobatan. Resistensi bakteri gonore terhadap penisilin, sulfonamid, tetrasiklin, kuinolon, dan makrolida membuat obat gonore baru yang lebih efektif terus diteliti dan dikembangkan.

Vaksin dan intervensi biomedis lainnya

Vaksin yang aman dan sangat efektif baru tersedia untuk 2 macam penyakit kelamin yaitu hepatitis B dan human papillomavirus (HPV). Vaksin ini adalah kemajuan besar dalam pencegahan penyakit kelamin. Vaksin terhadap hepatitis B sudah termasuk dalam program imunisasi bayi di 93% negara didunia dan diperkirakan telah mencegah 1,3 juta kematian akibat penyakit hati kronis dan kanker.
Vaksinasi HPV bisa mencegah kematian karena kasus kanker serviks. Namun vaksin HPV baru tersedia sebagai bagian dari program imunisasi rutin di 45 negara maju. Penelitian untuk mengembangkan vaksin terhadap herpes dan HIV telah mengalami banyak kemajuan, meskipun belum ada vaksin yang layak untuk mencegah infeksi. Penelitian vaksin untuk klamidia, gonore, sifilis dan trikomoniasis masih dalam tahap awal pengembangan.
Cara mencegah penyakit kelamin dapat juga dilakukan dengan melakukan sunat pada laki-laki dewasa dan mikrobisida. Sunat laki-laki akan mengurangi risiko infeksi HIV pada pria sekitar 60% dan memberikan perlindungan terhadap penyakit kelamin lain seperti herpes dan HPV. Gel Tenofovir adalah mikrobisida dengan potensi untuk memungkinkan perempuan untuk secara aktif mencegah penularan HIV. Penelitian klinis lebih lanjut untuk mendukung keamanan dan keefektifannya sedang berlangsung.

Senin, 21 Desember 2015

Pendidikan Dokter

Pendidikan Dokter

Pada faktanya, Fakultas Kedokteran — khususnya Jurusan Pendidikan Dokter– memang selalu menjadi primadona di setiap universitas negeri maupun swasta di Indonesia. Para calon mahasiswa berbondong-bondong mendaftarkan dirinya ke Jurusan Pendidikan Dokterdengan beragam alasan : karena memang ingin jadi dokter, biar keren, asal aja karena bingung mau masuk jurusan apa, dan disuruh orang tua (ini banyak!).
Ada beragam alasan yang jadi motif para calon mahasiswa untuk mendaftar ke Fakultas Kedokteran, tapi sayangnya masih banyak yang memilih untuk kuliah di jurusan ini tanpa memikirkan tentang proses-proses yang akan dihadapi selama menuntut ilmu di sini.
Nah, jika kamu adalah salah satu orang yang berniat untuk kuliah di Jurusan Pendidikan Dokter, berikut ini adalah beberapa informasi yang bisa menambah wawasanmu tentang jurusan yang termasuk favorit ini. Seperti apa sih proses pendidikan demi mendapatkan titel “Dokter” itu?

1.Masuk FK itu kombo susahnya. Biayanya mahal, kamu yang punya niat besar pun harus siap gagal

Cukup untuk beli mobil sejuta umat
Cukup untuk beli mobil sejuta umat via rri.co.id
Fakta yang satu ini sepertinya sudah diketahui oleh masyarakat luas. Ya, orang tua harus menyediakan uang ratusan juta rupiah untuk menyekolahkan anak tersayangnya di Fakultas Kedokteran dengan harapan akan anaknya bisa lulus menjadi seorang dokter.
Fakta satu ini berlaku khususnya untuk universitas swasta, tetapi perlu diketahui apabila masuk FK di universitas negeri dengan jalur mandiri pun biayanya hampir sama hanya beda tipis.
Namun jika kamu bisa lolos seleksi melalui jalur SBMPTN, biaya untuk masuk di Fakultas Kedokteran masih terjangkau, tetapi ini juga tergantung pada kebijakan tiap-tiap universitas. Bukan cuma soal biaya saja, perkara persaingan masuk ke FK juga bukan perkara mudah. Saingannya bok….liat aja udah mules.


2. Demi bisa menyandang status mahasiswa Fakultas Kedokteran kamu harus siap bersaing dengan ratusan dan bahkan ribuan orang dari seluruh Indonesia

Seleksi mahasiswa yang ketat
Bersaing dengan ratusan calon mahasiswa via birounmasdenpasar.blogspot.com
Hampir di semua universitas di Indonesia, Fakultas Kedokteran selalu masuk ke dalam 10 besar jurusan yang paling diminati. Udah pasti jumlah pendaftarnyapun bejibun. Terutama untuk Fakultas Kedokterna di universitas negeri, bersiaplah untuk bersaing dengan ribuan orang lainnya!
Tetapi bukan berarti masuk Fakultas Kedokteran di universitas swasta itu mudah dan cuma modal uang aja, lho! MasukFakultas Kedokteran swastapun harus menjalani rentetan tes yang nggak gampang. Terbukti banyak calon mahasiswa yang harus tes berkali-kali di FK swasta dan barubisaketerima. So, adik-adik persiapkanlah dirimu sungguh-sungguh ya! :)


3. Kesenangan setelah berhasil diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Dokter hanya bertahan sementara. Setelahnya ucapkan selamat datang pada kehidupan mahasiswa FK yang sesungguhnya

sacasca
Selamat datang di dunia Kedokteran. via candidafkhub.blogspot.com
Jika sudah dinyatakan diterima sebagai mahasiswa FK negeri ataupun swasta, SELAMAT! Sesungguhnya perjuangan kalian barulah dimulai. Selama berkuliah di FK setiap hari kalian akan dituntut untuk belajar dan ditemani dengan berbagai buku-buku dengan ketebalan yang berbeda-beda.
Mulai bersahabatlah dengan tumpukan buku-bukumu, karena merekalah yang akan membantumu untuk bisa melewati berbagai tantangan maupun rintangan selama menjadi mahasiswa Kedokteran!


Sudah diterima, kemudian bisa hidup dengan bahagia? Oh…tidak begitu ceritanya….


4. Berbeda dengan fakultas-fakultas lain pada umumnya yang menggunakan sistem KRS, di Fakutas Kedokteran menggunakan sistem BLOK.

Sistem blok
Sistem blok via fk.unand.ac.id
Fakultas Kedokteran menggunakan sistem blok, jadi tidak ada yang namanya pengisian KRS seperti di fakultas-fakultas lain, karena mata kuliah yang akan kita ambil semua sudah ditentukan pihak kampus.Di dalam 1 blok terdapat bermacam-macam mata kuliah, dengan segala praktikum, tuga,s dan ujian yang berbeda-beda.
1 blok biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 bulan, dan bisa 7 kali atau bahkan lebih ujian yang harus dijalani, dari mulai ujian praktikum, skills lab, ujian blok, dan belum lagi nanti ada presentasi dan lain-lain. Dan ini akan terus dihadapin sampe nanti sudah jadi dokter! Huaaaa… nikahin adek sekarang aja bang!


5. Model belajarProgram Based Learning (PBL) membuatmu tidak bisa berleha-leha. Malas belajar sedikit, siap-siap saja mati kutu di depan teman satu kelompok

Sistem PBL
Model pembelajaran menggunakanPBL via elearning.yarsi.ac.id
PBL adalah diskusi terarah, kita belajar bersama dengan kelompok kecil dan juga didampingi oleh tutor pembimbing yang akan mengarahkan kita. Di PBL kita akan membahas kasus-kasus yang sering dijumpai di dalam dunia kedokteran.
Sebelum menghadapi PBL, pastinya otak kita harus sudah terisi dulu, karena jika disaat diskusi berlangsung kita hanya diam saja, tutor akan memberi nilai kurang. Setelah kita kupas kasus itu dari segala aspeknya, pertemuan selanjutnya kita diberi tugas untuk membuat makalah lalu mempresentasikannya.
PBL ini akan diakhiri dengan pleno. Dimana pada pleno 1, angkatan berkumpul dan jika kita kurang beruntung, kita harus mempresentasikan materi berdasarkan kasus yang kelompok kita bahas di hadapan para dosen pakar, moderator, dan juga teman 1 angkatan. Presentan akan dipilih secara acak oleh moderator, jadi untuk berjaga-jaga sebelum pleno pun kita harus BELAJAR (lagi, lagi, dan lagi),


6. Dalam Skills Lab (SL), kamu akan belajar dan berakting menjadi seorang dokter yang sesungguhnya.

pura-pura jadi dokter yang sesungguhnya
pura-pura jadi dokter yang sesungguhnya via fk.unand.ac.id
Di SL ini kamu akan belajar tentang ketrampilan-ketrampilan untuk menjadi seorang dokter, dan disaat ujian kita berpura-pura sudah menjadi dokter.
Jadi, nanti diujiannya ada dokter dan pasien simulasi yang datang dengan keluhan-keluhan, lalu kita harus beraksi entah cek tekanan darahnya atau mungkin harus ada yang dicek dengan cara diinspeksi (lihat), palpasi(sentuh), perkusi (ketuk), auskultasi (dengar), lalu nanti diakhir kamu juga harus memberikan resep obat kepada pasien. Semua ini dilakukan dengan waktu yang sangat minim, waktu yang minim ini melatih kita untuk menjadi dokter yang sigap!
Lalu,ketrampilan-ketrampilan seperti sirkumsisi(sunat), antropometri, dan lainnya juga kita pelajari di SL ini. Dan untuk ujian SL, kamu nggak boleh nggak belajar, kamu benar-benar harus BELAJAR!


7. Setelah melewati ujian SL, kamu akan menghadapi yang namanya Objective Structure Clinical Examination (OSCE).

Ujian OSCE
Ujian OSCE via www.unpad.ac.id
Ujian OSCE ini adalah kumpulan dari semua ujian SL yang sudah dipelajari selama beberapa semester. Prinsipnya sama dengan ujian SL, tetapi jika ujian SL kita hanya mempelajari 1 kasus yang memang sedang kita pelajari di blok tersebut, dalam ujian OSCE kita tidak tahu kasus apa yang akan diuji, jadi mau tidak mau kita harus kerja lebih ektra lagi untuk mempelajari semuanya!
Patinya kamunggak boleh males untuk BELAJAR!Kenapa harus seriusdan benar-benar belajar, karena kalau tidak lulus, kamu harus ngulang lagi, bayar SPP lagi, keluar uang lagi! :(


8. Setelah kamu berhasil lulus jadi dokter muda, kamu masih harus melanjutkan perjalananmu untuk menjadi dokter yang sesungguhnya melalui KOAS!

fdsdfs
KOAS dulu baru sah jadi dokter! via fk.unand.ac.id
Jika sudah lulus menjadi Sarjana Kedokteran (S.Ked) yang biasa ditempuh paling cepat 3,5 tahun, mahasiswa kedokteran harus mengikuti KOAS di rumah sakit dengan berbagai stase.
Contoh stase yakni anak, kulit kelamin, mata, penyakit dalam, dan lain-lain. Setiap stasenya ada ujian, presentasi, dan lain-lainnya juga, yang pastinya kamu juga masih harus belajar juga setiap harinya. Oh iya, konon katanya di KOAS ini banyak mahasiswa yang menemukan pasangannya, lho!


9. Setelah lulus jadi dokter pun perjuangan belum berhenti. Kamu masih harus berhadapan dengan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)!

Ujian Kompetensi
Ujian Kompetensi Dokter Indonesia via ndinandina.wordpress.com
Selesai mengikuti KOAS selama 1,5 tahun (kalau lancar dan tidak ada halangan), mahasiswa Fakultas Kedokteran masih harus menghadapi Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang akan menentukan kelulusan dan kelayakannya untuk menjadi dokter. UKDI ini semacam UAN, dan pastinya harus BELAJAR BANGET!
Setelah lulus UKDI, seorang dokter juga masih wajib untuk mengikuti internship selama satu tahun, barulah kemudian bisa mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP). SIP ini digunakan sebagai bukti bahwa kamu sudah layak dan bisa membuka praktik secara resmi untuk mengobati para pasien.

Oh iya,walau sibuk dengan kuliah, anak FK juga tetap harus bersosialisasi. Bergabung dengan kegiatan sosial guna mengasah jiwa empati, sehingga nanti kita bisa menjadi dokter yang memiliki rasa empati yang tinggi.
Semangatlah calon mahasiswa kedokteran, semangat calon teman sejawat! Jika memang cita-cita kalian untuk menjadi seorang dokter kejar dan berusahalah! Jangan khawatirkan tugas, ujian dan apapun rintangannya, kalian pasti akan mampu melewatinya! :)

Belajar Ilmu Bedah


Bedah

Ahli bedah sedang melakukan suatu pembedahan
Bedah atau pembedahan (Bahasa Inggris: surgery, Bahasa Yunani: cheirourgia "pekerjaan tangan") adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Ahli bedah (surgeon) dapat merupakan dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu bedah.Sebutan ahli saat ini lebih lazim disebut sebagai spesialis. Jika disebut sebagai spesialis bedah saja maka itu adalah dokter sedangkan untuk dokter gigi lazim disebut dokter gigi spesialis bedah mulut sedangkan untuk dokter hewan lazim disebut spesialis bedah hewan.
Tindakan pembedahan dilakukan oleh seorang spesialis bedah. Terdapat bermacam macam macam spesialis yang melakukan tindakan pembedahan. Umumnya pembagian spesialisasi sama dihampir seluruh belahan dunia. Di Indonesia spesialis bedah bergabung didalam suatu federasi yang bernama IKABI ( Perhimpunan Spesialis Bedah Indonesia ) dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama ISA ( Indonesian Surgeon Association). Anggota IKABI saat ini terdiri dari 10 OPLB ( Organisasi Profesi di Lingkungan Bedah) yang masing masingnya merupakan spesialisasi ataupun subspesialisasi
Spesialisasi bedah yang dikenal saat ini adalah
  1. Spesialis Bedah Umum
  2. Spesialis Orthopedi
  3. Spesialis Urologi
  4. Spesialis Bedah Plastik
  5. Spesialis Bedah Syaraf
  6. Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular
  7. Spesialis Bedah Anak
  8. Spesialis Bedah Subspesialis Vaskular dan Endovaskular
  9. Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif
  10. Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi
Tujuh yang pertama adalah merupakan spesialisasi sedangkan tiga terakhir merupakan spesialisasi dari bedah umum.
Spesialis Bedah Umum adalah seseorang yang mempunyai ilmu dan ketrampilan dalam hal diagnosa, perawatan pre operasi, operasi dan penatalaksanaan sesudah operasi pada area berikut: saluran cerna,abdomen dan isinya,payudara, kulit dan jaringan lunak, kepala dan leher, pembuluh darah, endokrin, kelainan bawaan dan tumor, khususnya tumor kulit, kelenjar liur,tiroid,paratiroid,rongga mulut,sistem pembuluh darah kecuali jantung dan pembuluh darah dalam otak.
Spesialis Bedah Orthopedi adalah spesialis yang bidangnya adalah sistem otot dan tulang.Seorang spesialis bedah orthopedi menangani kelainan pada tempat tersebut baik dengan cara pembedahan maupun tanpa pembedahan.
Spesialis Urologi adalah spesialis yang menangani kelainan pada sistem saluran kemih laki laki dan perempuan, serta juga menangani organ reproduksi laki laki.
Spesialis bedah syaraf adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang melakukan pencegahan, diagnosa, pengobatan dan rehabilitasi setiap gangguan pada sistem persarafan seperti otak,medula spinalis,persarafan perifer dan sistem serebrovaskular ekstra kranial
Spesialis Bedah plastik adalah seorang spesialisasi dalam ilmu bedah yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan atau mengembalikan bentuk tubuh
Spesialis Bedah Subspesialis Vaskular dan Endovaskular merupakan subspesialisasi dari bedah umum terutama mendalami ilmu tentang pembuluh darah arteri, vena dan sistem limfatik. Mereka mempunyai kemampuan melakukan pembedahan yang dilakukan oleh spesialis bedah umum dan juga mahir melakukan pembedahan, pengobatan medikamentosa dan minimal invasif pada pembuluh darah.
Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif merupakan subspesialisasi dari bedah umum dan selain mampu melakukan tindakan pembedahan seperti bedah umum lainnya mereka juga mahir melakukan tindakan pembedahan pada saluran cerna.
Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi merupakan subspesialisasi dari bedah umum dan selain mampu melakukan tindakan pembedahan seperti spesialis bedah umum lainnya mereka juga mahir melakukan tindakan pembedahan tumor seperti tumor jaringan lunak dan tumor

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text

Blogroll

About

Blogger templates

Weekly post